Saling berbagi lewat sebuah tulisan yang mungkin bisa membuat mudah hidup orang lain adalah sesuatu yang membuat seorang Faa merasa bahagia ^_^

Sabtu, 16 November 2013

Review novel Racun





Kisah bahari yang terbangun di dalam novel Racun memang menarik. Emosi para tokoh di dalam novel ini begitu jelas digambarkan. Khususnya ketika  Salbiyah menerima racun titipan ibunya (Ainah) yang kala itu sudah sekarat dan terbaring lemah di saat racun itu terus menggerogoti tubuh lemahnya. Antara kepercayaan, keyakinan, agama, ilmu gaib, persekutuan dengan makhluk halus dan cinta tak luput menjadi pembahasan yang kuat dan dibangun dengan indah didalamnya. Banyak pelajaran kehidupan yang bisa dipetik di dalam novel ini yang pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu pasti akan kembali dan hanya bergantung kepada-Nya, tak ada yang lebih hebat dan kuat daripada-Nya. 

Bulkini dapat mengolah kalimat dengan bahasa yang cukup mudah dipahami sehingga pembaca dapat membayangkan suasana yang dialami oleh para tokoh. Alur ceritanyapun menarik. Ia bisa membangun rasa penasaran pembacanya dengan teka teki dan pertanyaan yang dialami oleh para tokohnya sehingga membuat penikmat karangannya tak ingin berhenti membaca hingga selesai novel ini. 

Terkadang terdapat kata-kata dalam Bahasa Banjar dalam novel ini, ada baiknya kata tersebut di berikan penjelasan di catatan kaki atau halaman khusus di akhir novel agar pembaca dari luar Kal-Sel dapat memahaminya.

Sebagai novelis muda kalimantan Selatan kiranya Muhammad Bulkini patut diacungi jempol dan pantas atas prestasinya meraih juara aruh sastra Kal-Sel yang ke 10 belum lama tadi. Saya merasa beruntung mendapatkan kesempatan untuk membaca  dan memiliki novel ini. makasih radar Banjarmasin ;)