Saling berbagi lewat sebuah tulisan yang mungkin bisa membuat mudah hidup orang lain adalah sesuatu yang membuat seorang Faa merasa bahagia ^_^

Selasa, 29 Mei 2012

1 jam di sekolah luar biasa



kejadian yang kuceritakan di bawah ini "bukan" fiktif belaka ( kebalikan dari sinetron yang di tv2.hihihihi.) ini adalah kejadian yang benar2 dialami oleh si penulis. cek this out..... 

Ada pengalaman berbeda yang ku alami di hari senin tanggal 28 Mei 2012 kemaren. biasanya sesudah upacara senin yang rutin dilaksanakan di kampus PGSD Banjarbaru tempat ku kuliah kini, kami masuk kelas untuk kuliah, tapi dosen kami memutuskan minggu lalu adalah pertemuan terakhir untuk mata kuliah beliau. ( baik bgt kan.... jelas za baik, coz minggu depan udah minggu tenang. hihihihi. lagian emang semua materi kuliah udah habis. jadi buat apa buang2 waktu. hohoho. 

Bingung mau ngabisin waktu buat apa, kalo pulang ke rumah? ngapain? masih pagi ciiin..... ujung2nya jalan ke rumah temenku, si Winda,( Winda suka latik-latik alias dance. hihihi.). rencananya sih mau minta ajarin "latik-latik" ga karuan n ga jelas gitu. hahahaha :D. 

On the way to Winda's home, entah dapat ilham darimana, kepikiran pengen jalan2 ke sekolah luar biasa yang letaknya ga jauh dari rumahnya. sebenarnya, udah lama seh pengen kesana. tapi belum ketemu waktu yang pas. lagian seingatku, Winda juga punya temen yang ngajar disana. jadi, cucok deh. biar ga keliatan pelanga pelongo ga jelasnya kalo udah mpe disana. xixixixixixi. :D.

sampai di rumah Winda, ku utarakan niat ku untuk melamarnya. ( gdubrak .... ga nyambung deh hahhahaaa. salah. ) maksudnya, buat ngintip n nginjakin kaki di sekolah luar biasa sana. eh, dianya mau. ya udah deh. ku kumpulkan segala kekuatan lahir n batinku. aku bener2 udah ngebet n pengen ngilangin rasa penasaran yang udah lama ku pendam ini.

akhirnya, ku langkahkan kakiku ma Winda menuju TKP, selama perjalanan yang ga makan waktu itu ( karena saking deketnya) banyak pertanyaan yang ada di kepala ku. karena ini benar-benar pengalaman pertamaku.
mereka itu gimana sih?
apa za yang membuat mereka jadi berbeda?
kalo ku ketemu mereka, ku harus gimana?

belum sempat ku jawab pertanyaan-pertanyaan ku ini. ternyata ku udah nyampe di SLB, (oya, ku belum cerita, kalo temenku yang namanya Winda tau jalan belakang masuk SLB ini, n kami lewat pintu belakang ini ).

sampai disana, ku lihat beberapa anak yang asik bermain di lapangan, sedangkan aku masih terus mengikuti langkah temenku Winda, menuju kelas temannya ngajar. (deskripsi temen Winda : namanya panggilannya Mila, nama lengkapnya ribet. hohoho. dia ngajar anak tunarungu, yaitu anak yang mengalami masalah pada indera pendengarnya. di SLB ini Mila ngajar 4 orang anak).

ketika ku langkahkan kaki masuk ke dalam ruangan kelas Mila mengolah anak-anak didiknya. mereka ramah n bersahabat, kenapa ku nilai gini, coz mereka senyum2 ma aku gitu. lihat secara kasat mata ga ada hal yang berbeda dari mereka. sama kayak anak2 lainnya. tapi ku sedikit kaget ketika mereka mau bicara. coz mereka bicaranya cuma a... u.... i.... ga jelas, sulit untukku memahami apa yang mereka maksud.

dalam hatiku cuma bisa berkata.... "Ya Allah.... "

Winda temenku sepertinya, melihat kekikukan ku. Dia senyum, dan bilang ke aku. "ayo... ajak mereka bicara. pakai isyarat."
Q : gimana caranya?
Winda  senyum2. q juga ikut senyum za.

ternyata Mila datang dari arah belakang kami. katanya : " ku tunggu di depan, ga taunya nyai2 ini lewat belakang". aku n Winda cuma ketawa, melihat muka Mila yang Lucu kalo lagi "bemamai"( menggerutu). hihihihi.

melihat muka gurunya, murid2 Mila yang saat itu cuma berjumlah 3 orang, (karena yang satunya sakit) terlihat lebih cerah, mereka langsung ngajak Mila bicara dengan isyarat mereka sendiri, ternyata isyarat yang mereka berikan adalah isyarat mereka minta pulang. Sebelumnya Kmila memang sempat bilang ke kami kalau hari itu mereka ulangan, n mereka ( murid2 Mila) udah selesai ulangan, makanya kami berani masuk kelas mereka.
Sebelum pulang, Mila mengajak anak didiknya untuk duduk manis, sambil membimbing mereka berdoa. doanya ga panjang, cuma " Alhamdulillahirabil 'alamin". tapi bagiku saat itu, mereka hebat banget.
Kelas pun  bubar. Satu persatu anak didik Mila menjabat tangan Mila dan kami sambil berpamitan pulang dengan wajah yang ceria.
Setelah semua murid Mila meninggalkan kelas, Winda, Mila, n q berbincang sebentar. berikut sedikit perbincangan kami.
Q :  mereka bisa dengar?
Mila : ga... mungkin ada seh sedikit. tapi hampir ga dengar sama sekali.
Q : hah? jadi tadi waktu aku n Winda ngomong, mereka ga denger?
Mila : ga.... tapi yang ber3 tadi masih mending, ada 1 anak didikku yang lebih parah dari mereka ber3. penglihatannya juga bermasalah, bisa di bilang bukan Cuma tunarungu yang dideritanya , tapi tunanetra juga, tapi ni dia lagi sakit.
(asli, ga  habis2 rasa kagetku. yang ber3 tadi lebih mending, gimana yang 1nya lagi? dari ini juga ga henti2nya ku bersyukur sama Allah tuhanku, karena Dia udah ngasih aku 2 telinga yang normal, n masih bisa bicara normal. coz kebanyakan mereka yang tunarungu juga mengalami masalah pada bicara mereka).

Tidak sampai disini saja, penasaranku belum selesai. ku masih ingin melihat sikon di kelas lain. ku ajak n kutarik tangan Mila untuk melihat kelas lainnya. 
dia ngajak aku buat ke kelas temennya yang megang kelas tunarungu juga, hanya sedikit berbeda dari Mila, temennya mengajar anak-anak yang umurnya lebih muda dan kelihatan masih imut2. ada beberapa di antara mereka yang cantik2,senyumnya juga manis.( tapi kenapa harus mereka? sekali lagi ku bertanya dlam hati kecilku).

selain bertemu dengan anak-anak tunarungu, di SLB itu aku bertemu sama anak yang autis (nama sengaja dirahasiakan) secara "live" langsung , ( ku cuma liat lewat film, kayak film my name is khan n ocean heaven). kata Mila, dia ga bisa melakukan kontak mata dengan seksama ketika sedang bicara dengan lawan bicaranya, alias cuma sekilas aza, dan anak autis, memiliki dunia sendiri. kata Winda juga, ada satu anak autis disana yang ga takut lewat2 di tengah lapangan ketika org lagi maen voly. nah..... kalo kita kan takut, takut kena bola la, atau apa la, nah,,, kalo mereka berbeda. ga ada rasa takut itu. makanya ku bilang, mereka punya dunia sendiri.

kebetulan waktu itu, anak autis yang sedang ku perhatikan lagi ulangan, kalo anak normal kan biasanya duduk manis sambil megang pensil n menjawab soal2 yang ada di lembar kertas di hadapannya,  berbeda dengan anak normal, mereka ulangan sambil brmain-main, lari2, tapi ternyata memang begitulah cara mereka, dunia mereka.


selesai ulangan, anak autis itu pasti meninggalkan ruangannya bersama baby sitternya, biasanya, anak-anak normal yang ku jumpai ( ga kenal, baru kenal atau udah kenal) akan bersalaman satu demi satu dengan orang-orang yang ada di depan pintu keluar ruang kelas, tapi kali ini ada sedikit berbeda, ketika dia salaman sama Mila, (karena Mila ngajar disana dan dia mengenalnya), aku n Winda dilewatinya saja, padalah aku sudah menulurkan tanganku, aku hanya bisa melongo ketika melihat reaksi si anak autis itu, antara malu dan geli bercampur dibenakku, tapi tak apalah, nama nya juga anak abnormal, aku malu saja dia mungkin tidak perduli, karena seperti yg ku katakan tadi, anak autis itu punya dunia nya sendiri, winda n Mila melihat muka merahku, kami tertawa.

Pulang....

ketika melangkahkan kaki menuju pintu belakang, aku bertemu ma anak-anak yang ku tahu infonya dari Winda kalo mereka adalah tunagrahita, yaitu mereka yang memliki IQ rendah (alias dibawah 90) mereka mengalami kelambatan dalam proses berfikir, baik motorik maupu kognitif mereka,  mungkin umur mereka sama ma aku sekarang (sekitar 20-an),hal ini dilihat dari postur tubuh dan wajah yang lumayan dewasa, tapi karena mereka mengalami masalah dalam berfikir tadi, mereka harus skul disini. ketika aku melangkahkan kaki menuju pulang, ada salah satu anak dengan seragam putih biru yang ia kenakan menyapaku : " pasti kuliah di jurusan SD kan? "
q jawab : ya....
( hatiku bertanya, tau dimana?)

di jalan menuju Winda's house, aku tanya Winda, "mereka tau darimana kita kuliah di PGSD?". kata Winda " sebelum tadi dia nanya kamu, dia nanya ku dulu" aku cuma bisa bilang :pantes....
kata Winda,kebanyakan anak-anak yang tunagrahita sedikit berbeda, mereka tidak bisa diberi perhatian lebih, coz mereka akan beranggapan perhatian yang kita berikan adalah rasa suka kita ke dia. nah.... apakah ini tidak bahaya....? hehehehe, tapi jangan juga menjauhkan diri dari mereka, bersikap biasa za.... itu pesan Winda. that's a good sugestion. :)

sudah cukup rasanya ku habiskan penasaranku ini,meskipun belum semua pertanyaanku terjawab, tapi ku sudah cukup puas, tapi cukup banyak ilmu yang ku dapat hari ini. setidaknya, aku bisa menggunakan beberapa isyarat tubuh resmi yang diajari Mila ( makasih banyak ya mil..... )
bahasa insyarat yang diajarkannya seperti :
  • nama kamu siapa?
  • rumah kamu dimana?
  • selamat pagi
  • selamat siang
  • selamat sore
  • selamat malam
  • istirahat
  • pulang
  • pria
  • wanita
  • ibu
  • bapak
  • malas
  • duduk

Sedikit pengalamanku ini, ku belajar bersyukur, belajar untuk menghargai apa yang ada pada diriku, menerima segala kekurangan n kelebihanku.
Sedikit pengalamanku ini, ku belajar arti sebuah kehidupan,dan belajar menghargai kehidupan itu sendiri.
Ya Allah, tak henti-hentinya ku ucap syukur atas nikmat yang Kau beri kepadaku selama ini.


-Warna kehidupan-



2 komentar:

  1. Mengharu biru. Ternyata syukur itu sangat erlu. Alhamdulillah Ya Rabb,,, atas semua yang Kau beri.
    Bagus Jan.. memberi nilai dan arti kehidupan

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih yun,,,,, mudah2an dengan ini kita tambah bersyukur,,,,, :)

      Hapus